Sabtu, 27 September 2014

Ada Bukti Visual, Gunung Padang Lebih Meyakinkan

Hasil riset Situs Gunung Padang terus berlanjut. Kontroversi pun terus bergulir. Namun harus diakui, temuan-temuan yang sebelumnya sebatas mapping para peneliti sekarang sudah bisa dilihat secara visual. 

Ketika katakini.com meliput secara langsung ke Gunung Padang, (Minggu 21 September 2014), pada bagian teras yang sudah digali terungkap beberapa temuan yang semakin meyakinkan para peneliti sejak dua tahun sebelumnya. 

Bukti terbaru Gunung Padang

“Setelah dua tahun lalu di teras satu, dua dan tiga berhasil dipetakan struktur bangunan tua, sekarang pada teras lima terdapat bangunan lagi setelah tim peneliti menggali tanah berkedalaman 4 meter,” tutur Ali Akbar, Arkeolog dari tim Peneliti, Alumni Universitas Indonesia.

Danny Hilman, geolog dari Tim Terpadu Riset Mandiri mengatakan, hasil galian tersebut sudah bisa dilihat secara langsung. "Jadi, tidak ada perdebatan lagi apakah ini buatan manusia, atau hanya karena faktor alam. Kalaupun ada yang ingin berdebat karena hasil temuan, bisa langsung diskusi dengan kami dengan melihat langsung," ujarnya.

Menurut Danny, eskavasi itu sebelumnya dirancang sesuai bawah pemukaan. Salah satu tujuan rancangan itu untuk melihat sebaran bangunan di bawah permukaan, sekaligus sisi geometrinya. 

"Kita sudah yakin akan hasilnya. Dan kita sekarang akan fokus ke lapisan kedua yang umurnya 5000 atau 7000 sebelum masehi, yang tertimbun tanah sekitar 1-3 meter di bawah permukaan. Kita lihat dari beberapa galian membuktikan bahwa bangunan tertimbun itu menyebar hingga teras lima ini. Dan kita lihat secara langsung sekarang sisi menarik bisa melihat dindingnya dari lapisan dua yang sudah sangat bisa dilihat," ujar Danny. Kartika ND.

Kamis, 25 September 2014

HASIL LABORATORIUM KOIN GUNUNG PADANG MENGANDUNG TEMBAGA, BESI, TIMBAL DAN NIKEL

KOIN GUNUNG PADANG adalah artefak yang cukup mendapat perhatian serius bukan hanya arkeolog, kalangan Numismatik dan masyarakat, tetapi juga menjadi tantangan Tim peneliti untuk mengungkapnya. Apakah koin yang berada dalam bawah permukaan situs itu alat tukar, ataukah memiliki fungsi lain. Beberapa arkeolog dan ahli numismatik menyatakan koin itu mirip koin Belanda. Sementara beberapa kalangan menyatakan justru Belanda yang meniru koin Gunung Padang. Sementara tokoh-tokoh sepuh yang memiliki kearifan lokal mempunyai pandangan lain bahwa bentuk koin itu bukan alatt tukar.



COIN GUNUNG PADANG



Tim Peneliti. Kemarin sudah mendapatkan hasil analisa Laboratorium Metalurgi Universitas Indonesia. Hasil analisa laboratorium menunjukkan meski tembaga sebagai unsur dominan dalam koin itu, namun koin masih ada 3 unsur lain yaitu iron, timbal dan nikel ( Cu: 92,4 persen, . Pb: 3,93 persen, . Fe: 1,9 persen, . Ni: 0,09 persen) Dari komposisi Hasil lab ini untuk sementara disimpulkan koin ini bukanlah berfungsi sebagai alat tukar, melainkan semacam Amulet

Amulet adalah bagian dari kebudayaan yang belum diunkap oleh ilmu pengetahuan sering dikategorikan mistik, Amulet di Indonesia memiliki akar budaya yang sudah sangat tua, turun temurun masih ditemukan hingga kini. bentuknya bukan hanya logam tapi bisa berbentuk lain.

Pembuatan sebuah amulet yang berkualitas tidaklah mudah. Biasanya dimulai dari pemilihan material, pemilihan waktu menurut numerology, astrology , pemilihan images (semacam reliefi). Biasanya koin Amulet dipilih berdasarkan kondisi yang dianggap mewakili tingkat tertentu kemajuan peradaban yang kemudian dihormati dan dinggap suci. Karena itu simbolnya adalah manusia atau simbol hewan yang merepresentasikan kebudayaan atau teknologi maju tertentu.

Relief dalam Koin Amulet gunung padang masih belum dapat disimpulkan, masih dianalisa. Ada beberapa dugaan relief yang muncul menyerupai tradisi suku maya, seperti tokoh wayang semar, seperti bagian tertentu kalender sunda wiwitan, seperti airlangga hingga mirip manusia menghadap ke kanan kepala menggunakan helm dan sedang menaiki kendaraan tertentu.

Bentuk koin ini ditemukan tengah malam 15 September saat pengeboran mencapai 11 meter. Koin terangkat bor melalui saluran pembuangan limbah, sehingga koin itu berbentuk utuh tidak rusak,. Coring menggunakan mata bor kecil berdiameter 5 sentimeter, disamping sisi kiri dan kanan bor ada saluran air agar memudahkan pengeboran, lalu dikeluarkan melalui saluran sisi lainnya. Di saat saluran air itu berjalan, koin itu terangkat. Sehingga bentuk koin tersebut masih sangat utuh

Warna koin logam berwarna hijau kecokelatan. Ukurannya sangat kecil berdiameter 1,7 sentimeter dan permukaanya datar. Pada koin itu terdapat lingkaran yang sangat banyak motif, seperti motif gawangan disamping lingkaran koin, lalu di dalamnya ada garis melingkar pada semua bagian koin.

Uniknya garis melingkar itu ternyata berbentuk untaian lingkaran yang sangat kecil sekali, dan diamternya sekitar 0,3 milimeter dengan jumlah sebanyak 84 lubang. Lalu tebal koin ini hanya 1,5 milimeter,

"Berdasarkan lokasi di kedalaman penemuan bentuk koin itu perkirakan usianya minimal 5200 SM. Seberapa tua usia pastinya, sulit untuk memastikannya, namun bisa disimpulkan koin Amulet itu minimal berumur 5200 SM. Memang usia yang tua dari koin amulet ini apalagi dengan teknik peleburan 4 unsur termasuk Nikel ini jauh dari apa yang selama ini kita ketahui tentang logam, peleburan logam di sejarah Indonesia dan dunia. (Erick Rizky, Ass Staf Khusus Presiden, Sekretaris Tim Peneliti)


Sumber :

Text Widget

Situs Gunung Padang